Oleh: Viktor F. Yeomo (Juru Bicara Internasional KNPB)
Kolonialisme selalu punya dalang di balik mimbar. Ada agamawan yang mengutuk perjuangan sebagai kehancuran, tetapi diam terhadap penjajahan. Mereka mengutip ayat ayat untuk menenangkan rakyat, tapi tidak pernah mengutip ayat ayat untuk menentang ketidakadilan.
Mereka punya guru dan akademisi sebagai alat penjaga hegemoni, mendidik rakyat bukan untuk berpikir dan bertindak tapi untuk tunduk. Menjadikan sekolah dan kampus sebagai pabrik pencetak budak.
Dalam sejarah umat manusia, selalu ada dalang yang menentukan arah perjalanan peradaban. Ada dalang penindasan, yang mengendalikan hukum, ekonomi, pendidikan, dan agama untuk melanggengkan kekuasaan. Tapi setiap penindasan selalu melahirkan dalang perjuangan, yang menyalakan kesadaran dan mengorganisir pembebasan.
Setiap zaman memiliki dalangnya. Dalang penindasan ingin sejarah tetap berjalan sesuai kepentingannya. Dalang perjuangan ingin mengubah sejarah agar berpihak pada keadilan. Pertanyaannya bukan apakah ada dalang, tetapi di pihak mana kita berdiri. (*)