KARUBAGA, SUARALANI.id – Ribuan umat dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) yang hadir dari 18 klasis di Wilayah Toli memadati Lapangan Pendidikan Karubaga, Kabupaten Tolikara, untuk menghadiri Ibadah Akbar yang sekaligus menandai penutupan Seminar Okultisme dan syukuran peluncuran 2.000 eksemplar Alkitab dalam Bahasa Lani, Rabu (22/10/2025).
Ibadah berlangsung penuh sukacita dan semangat, mengusung tema “Waspadalah Lawanmu Iblis” dan sub‑tema “Lepaskanlah Kami dari Yang Jahat” (Matius 6:13b).
Acara menjadi momentum penting bagi jemaat GIDI Wilayah Toli untuk memperkuat iman dan bersyukur atas tersedianya Alkitab dalam bahasa daerah mereka sendiri.

“Dari Tanah Toli, Terang Injil terus bersinar ke seluruh dunia karena kami telah diselamatkan dari kegelapan menuju terang, sehingga disebut anak‑anak terang atau anak Injil. Kami tak akan tinggal diam; terang itu harus kami kobarkan kepada suku‑suku lain dan dunia lain,” ungkapnya.
Dia mengajak, “Mari dari Tanah Toli kita kibarkan Panji Kristus bagi suku bangsa dan dunia lain. Dalam situasi saat ini di mana terang Injil yang dulu ditanamkan oleh para misionaris mulai ‘terkacau’, kita anak cucunya bersama misionaris melalui Word Team atau RBMU datang memperbaiki terang Injil di Tolikara, ” Ajak Bupati Willem.

Menurutnya, melalui misionaris RBMU bekerjasama dengan Yayasan SALT Indonesia dan BPP‑GIDI Pusat, telah dilaksanakan seminar okultisme selama dua hari, dan diakhiri dengan doa pengampunan dan pelepasan dosa.
Bupati Wandik menegaskan bahwa GIDI Wilayah Toli harus terus bergumul dan menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus Injil tidak berhenti di sini, tetapi harus dibawa keluar dari Wilayah Toli untuk melayani yang membutuhkan Terang Injil ke dunia lain.

Penginjilan telah dimulai oleh orang‑tua kita dari keterbatasan SDM, melayani umat Tuhan di Papua, luar Papua, bahkan lintas benua “GIDI Go Global”, buktinya GIDI sudah hadir di PNG, Fiji, Uganda, dan negara lainnya.
Sejalan dengan itu, Tim Yayasan SALT Indonesia, yang diwakili oleh John Wesly Boas, menyampaikan bahwa mereka membawa 2.000 Alkitab Bahasa Lani dan berharap di kesempatan lain bisa membagikan lebih banyak lagi.

Alkitab‑Alkitab tersebut diserahkan secara simbolis kepada GIDI Wilayah Toli dan Bupati Tolikara. Meskipun jumlahnya belum cukup untuk seluruh umat, mereka akan mendata siapa saja yang masih membutuhkan.
“Kami telah menyerahkan Alkitab secara simbolis kepada GIDI Wilayah Toli dan juga kepada Bupati Tolikara. Namun ke depan, kami berharap dapat menyalurkan lebih banyak lagi baik di wilayah ini maupun di tempat lain. Harapan kami, Tolikara tetap menjadi prioritas dalam penyaluran berikutnya. Karena jumlah Alkitab yang kami bawa sebanyak 2000 buku belum sebanding dengan jumlah jemaat yang hadir. Oleh karena itu, kami akan menyusun daftar penerima agar penyaluran selanjutnya lebih tepat sasaran.

Sesuai daftar tersebut, kami akan mengajukan permohonan ulang kepada Lembaga Alkitab Indonesia. Mohon dukungan doa agar proses ini berjalan lancar. Yayasan SALT Indonesia sepenuhnya mendukung program Presiden GIDI dan Bupati Tolikara, yang menjadikan spiritualitas sebagai fondasi utama dalam membangun Tolikara ke depan. Katanya.
Presiden GIDI melalui Ketua Departemen Misi BPP‑GIDI, Pdt. Niton Kobak, S.Th, hadir dan menyampaikan rasa syukur atas para pelaku sejarah misionaris yang telah memulai penginjilan di tempat ini sejak 60 tahun lalu melalui Word Team dari Kanada. Kolaborasi antara GIDI dan mitra seperti RBMU, SALT Indonesia, telah memberkati Papua, Indonesia, bahkan seluruh dunia.

RBMU, APCM, dan UFM mereka yang dahulu mendirikan gereja ini tidak melepaskannya begitu saja. Kini, meski GIDI sudah menjadi Gereja Nasional, mereka tetap aktif mendukung penguatan Gereja GIDI. Inilah kehormatan besar mereka tetap memperhatikan apa yang telah dibangun.
Menurutnya Kami mengapresiasi Wilayah yang telah menyelenggarakan seminar okultisme selama dua hari, yang ditutup dengan ibadah akbar tingkat wilayah. Ini bukan hanya sebuah acara tapi juga kesempatan emas untuk memperbarui iman kita dalam Kristus.
“Tolikara kini menjadi simbol kota rohani bagi Kristus, kota di mana Injil bersinar terang dari sinilah kami diutus untuk memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia,” tuturnya.
Wakil Ketua GIDI Wilayah Toli, Pdt. Yermias Wandik, S.Th, menyampaikan terima kasih kepada RBMU dan SALT Indonesia atas upaya keras menghadirkan Alkitab Bahasa Lani. Ia menekankan bahwa Alkitab tersebut tidak untuk diperjual‑belikan, melainkan menjadi kewajiban umat untuk terus belajar dan merenungkan firman Tuhan setiap saat.
Ia juga mengimbau agar mulai saat ini tidak ada lagi jual‑beli pinang, togel, miras, atau cium aibon di kota ini bersama Pemda Tolikara dan TNI/Polri mereka akan memberantas praktik‑praktik yang mengundang penyembah berhala karena generasi masa depan harus diselamatkan.
Acara juga dimeriahkan dengan tradisi Papua, bakar batu sebagai simbol kebersamaan dan ungkapan syukur. Turut hadir dalam kegiatan ini: tim Word RBMU, Yayasan SALT Indonesia, BPP GIDI, Bupati Tolikara Willem Wandik, Sekda Tolikara, Kapolres, Kodim 1716, pimpinan OPD, dan seluruh umat Tuhan dari 17 klasis Wilayah Toli.[Yigibalom_Nay]














