KARUBAGA, SUARALANI.id—Penyaluran bantuan sosial oleh Pemerintah Kabupaten Tolikara melalui Dinas Sosial mendapat apresiasi besar dari masyarakat distrik terisolir, khususnya Distrik Wari, Wina, Dow, Egiam, dan Dundu. Untuk kedua kalinya, bantuan BLT Sembako, Program Keluarga Harapan (PKH) Tahap IV, serta BLTS Kestra Tahap I berhasil didistribusikan langsung ke wilayah-wilayah yang selama bertahun-tahun sulit dijangkau.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tolikara, Adrus Kogoya, S.Sos, mengatakan bahwa pihaknya menyalurkan tiga jenis bantuan, yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) Sembako, Program Keluarga Harapan (PKH) Tahap IV, serta BLTS Kestra Tahap I.
Ia menjelaskan bahwa nominal yang diterima setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) adalah Rp600.000 untuk BLT Sembako dan Rp900.000 untuk BLTS Kestra, sehingga total bantuan yang diterima KPM mencapai Rp1.500.000. “Ini merupakan bentuk penebalan bantuan bagi seluruh KPM,” ujarnya.

Adrus menambahkan bahwa penyaluran kali ini menjangkau daerah-daerah terisolir yang tidak dapat dicapai menggunakan kendaraan mobil maupun motor. Karena itu, distribusi dilakukan melalui transportasi udara, mencakup distrik Dundu, Wina, Dow, Wari, dan Egiam.
“Kami ingin memastikan bahwa bantuan BLT, BLTS Kestra, dan PKH benar-benar sampai di daerah terisolir. Itu menjadi harapan kami di Dinas Sosial, juga harapan Bupati Willem Wandik dan Wakil Bupati Yotham Winda. Walaupun nilai bantuannya tidak terlalu besar, kehadiran kami langsung di distrik-distrik yang jarang tersentuh pemerintah adalah wujud komitmen kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati saat ini,” kata Adrus.
Sementara itu, Silas Treido mengatakan bahwa sejak wilayah mereka masuk dalam Pemerintahan Kabupaten Tolikara hingga puluhan tahun lamanya, Distrik Wari, Dow, dan Egiam tidak pernah melihat Dana Desa, Dana Miskin, PKH, maupun bantuan lain yang bersumber dari pemerintah.

“Namun melalui rencana Tuhan, Bupati Willem Wandik dan Wakil Bupati Yotham Wonda mampu mengarahkan Dinas Sosial sehingga dana dapat benar-benar sampai kepada masyarakat,” ungkapnya.
“Kami menyaksikan sendiri bahwa Dana BLT, BLTS Kestra, dan PKH sudah hadir di Distrik Wari. Kami sangat mengapresiasi pimpinan daerah yang ada sekarang,” tambah Silas.
Ia menegaskan bahwa masyarakat kini mulai merasakan manfaat bantuan tersebut. Karena itu, ia berharap penyaluran BLT dan PKH tidak lagi diambil oleh kepala desa atau kepala distrik di Karubaga, tetapi tetap dibagikan langsung oleh TKSK, Dinas Sosial, dan petugas PKH.“Kami percaya cara seperti ini harus diteruskan agar masyarakat di distrik pinggiran benar-benar merasakan sentuhan pemerintah,” tuturnya.

Seorang hamba Tuhan dari Distrik Wina juga menyampaikan bahwa meskipun kantor distrik telah dibangun, mereka selama ini hanya menjaga kantor dan nama distrik, sementara Dana Desa, BLT, dan PKH sering kali dinikmati pihak lain di Kota Karubaga.
Namun, sejak BLT tahap III, bantuan mulai bisa dibawa langsung oleh Dinas Sosial Kabupaten Tolikara ke Distrik Wina.
“Kami sangat memberikan apresiasi kepada Bupati dan Wakil Bupati serta Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tolikara karena dana dapat disalurkan langsung kepada kami di kampung-kampung,” ujarnya sambil meneteskan air mata.
Petugas TKSK Distrik Wina menuturkan bahwa sejak Kabupaten Tolikara berdiri pada tahun 2004 hingga 2025, wilayah Wina masih menjadi daerah terisolir yang tidak dapat dijangkau kendaraan darat. Bahkan pesawat pun sulit mendarat sebelum adanya kerja sama pemerintah daerah dengan pihak maskapai.

Menurutnya, hingga kini masyarakat Wina masih harus berjalan kaki 3 sampai 4 malam untuk mencapai Ibu Kota Kabupaten Tolikara. Karena itu, ia mewakili masyarakat mengusulkan agar pemerintah segera membuka akses transportasi darat ke wilayah tersebut.
“Kami butuh akses transportasi darat masuk ke sini. Kami tertinggal. Kami butuh sentuhan pemerintah, sama seperti saudara-saudara kami di distrik lainnya di Tolikara,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa jika akses jalan darat dibuka, maka penyaluran dana yang selama ini sulit dibawa ke Distrik Wina dapat dilakukan dengan kendaraan mobil.“Kalau jalan tidak diutamakan, kami akan terus begini,” tutupnya.[Yigibalom_Nay]














